Kisah Ya’juj dan Ma’juj disebutkan dalam
ajaran agama Yahudi, Kitab Kejadian umat Kristen dan Al-Quran. Dalam tradisi
religi, Ya’juj dan Ma’juj digambarkan sebagai sosok yang tidak jelas, beberapa
orang menganggapnya masih berbentuk manusia, raksasa, atau menggambarkan suatu
bangsa. Kisah Ya’juj dan Ma’juj diceritakan dalam mitos budaya dan leteratur,
kemiripan karakter kisah juga disebut dalam beberapa teks terdahulu.
Diceritakan, Ya’juj dan Ma’juj akan muncul di
akhir zaman, makhluk yang memiliki kekuatan perusak dan penghancur kehidupan di
muka bumi. Siapakah mereka, dan benarkah Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog)sudah keluar kepermukaan Bumi? Pendapat
berikut diambil dari beberapa analisa yang cukup menjelaskan tentang keberadaan Ya’juj dan Ma’juj ataupun Gog dan Magog, salah satunya studi yang diambil dari
catatan Al-Watsiq bin Mu’tasim adalah seorang Khalifah Bani Abbasiyah yang
menjabat antara tahun 842 sampai 847 M.
=Gog Dan Magog, Ya’juj Dan
Ma’juj=
Riwayat Ibnu Katsir menyebutkan, Gog dan
Magog adalah keturunan Nuh dari anaknya Yafits, seseorang
yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Turki terkurung benteng tinggi,
sebuah tembok besar yang pernah dibangun Dzulqarnain. Ya’juj dan Ma’juj adalah
merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama
Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas
banjir kering. Keturunan Sam berlegar di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk
bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu
membentuk bangsa Afrika.
Legenda menyebutkan ada celah diantaranya,
menurut simbolisme tradisional dan literatur, penutupan celah terbuka
dimaksudkan untuk melindungi dunia dari pengaruh jahat. Banyak sejarawan
menganggap simbolisme ini dapat sepenuhnya dipahami dalam segala aspek, dimana
dinding dianggap berguna sebagai perlindungan dan sekaligus pembatas. Sejauh
ini, tujuan utamanya untuk memastikan pertahanan memadai terhadap serangan.
Dalam tradisi Islam, celah yang dimaksud terjadi pada akhir siklus dunia,
dimana Ya’juj dan Ma’juj atau Gog dan Magog akan mendobrak dan keluar tanpa
henti menyerang dunia.
Mereka dianggap sebagai makhluk yang
mempertahankan eksistensi bawah tanah, ada yang menganggapnya sebagai raksasa,
atau diidentifikasi sesuai dengan yang dikatakan sebelumnya sebagai penjaga
harta karun dan pandai besi dari dunia api dibawah tanah. Istilah ini
mengingatkan pada suatu objek yang sangat jahat dalam semua simbolisme, seperti
menjelaskan keterlibatan makhluk lain. Ada juga entitas yang menyinggung kisah
kuno dari Cina, Fo-Hi, dimana waktu terjadinya sangat dekat dengan periode Kali Yuga Awal, zaman yang lebih jauh daripada periode
klasik dimana pengetahuan sejarawan sangat terbatas mengungkap misteri ini.
Tradisi Cina berkaitan dengan simbolis
Niu-Koua, adik dan istri Fo-hi yang diceritakan telah memerintah bersama-sama
dengannya. Legenda menyebutkan bahwa batu lima warna dilebur untuk memperbaiki
sobekan pada langit yang disebabkan ulah raksasa, dan ini terjadi setelah
beberapa abad Kali Yuga Awal. Dalam pendekatan sejarah dengan periode siklus Kali
Yuga, celah yang dimaksud mungkin sudah terjadi sejak saat itu. Sehingga dalam
Quran menyebutkan Dzulkarnain, seorang raja bijaksana telah menutupnya kembali
untuk mempertahankan dunia.
Fo-hi, dia lahir sekitar tahun 3468 SM, ibunya
hamil ketika muncul pelangi dan gajah putih. Tiga bidadari datang ketika dia
mencuci di sungai dan tiba-tiba pakaian yang dikenakan bergambar teratai dan
penuh buah. Kehamilan diikuti kelahiran berlangsung sangat cepat, diluar batas
normal manusia. Seorang anak laki-laki dilahirkan lengkap dengan cahaya
pelangi, hingga pada saatnya Fo-Hi membuat hal-hal yang sangat besar dan bahkan
mungkin telah mendirikan sejarah Kekaisaran Cina.
Gog dan Magog, merupakan tokoh apokaliptik
dalam Kitab Suci Yahudi dan Kristen, sementara dalam literatur Islam disebut
sebagai Yakjuj Makjuj. Pada waktu itu, Alexander Agung merupakan seorang
pemimpin Yunani kuno yang menaklukkan sebagian besar wilayah Eurasia barat dan
Afrika utara. Dalam kisah disebutkan Gog dan Magog dikurung Alexander Agung dalam
sebuah tembok besar terkenal sekitar 2200 tahun yang lalu. Beberapa kalangan
sejarawan meyakini bahwa cerita itu benar dengan dukungan arkeologis, bahwa
Alexander Agung telah membangun dinding di Cina untuk melindungi peradaban dari
serangan Gog dan Magog.
= Dalam
Kitab Yehezkiel menggambarkan Gog seperti seorang pemimpin Mongol, kemudian
referensi Yahudi dan Kristen Awal merujuk Gog dan Magog sebagai individu,
masyarakat, dan tanah. Dalam Kitab Yehezkiel, Gog Magog diramalkan sejak 2600
tahun yang lalu, dimana Yehezkiel menyatakan bahwa Gog dan Magog akan datang
dengan membawa banyak orang dari bagian paling jauh di utara, segerombolan
penunggang kuda yang terdiri dari tentara perkasa. Gog Magog menyerang
masyarakat yang hidup di tempat terbuang dan menjarah, orang-orang tampak
seperti migran dihamparan luas Eurasia. =
Nubuat Yehezkiel menyebutkan bahwa Gog Magog
akan menyerang orang Israel, orang-orang Israel memiliki kota berdinding dan
terjaga keamanannya, tetapi pertahanan yang menentukan Israel dalam nubuat
Yehezkiel berasal dari Allah yang tengah menunjukkan kuasa-Nya kepada dunia.
Legenda ini populer dikalangan masyarakat barat daya Eurasia, dikisahkan bahwa
Alexander Agung mengurung masyarakat buas yang tinggal suatu tempat wilayah
utara.
Dalam tulisan sejarawan Josephus,
Yahudi-Romawi pada abad pertama, justru menyebut Alexander Agung sebagai
seorang penakluk dunia yang mirip dengan Genghis Khan. Tetapi dalam catatan
sejarah, Alexander Agung tidak seperti Genghis Khan, dia menetap, kosakata antara
menetap (beradab) dan nomaden (liar) adalah struktur yang mendasari sejarawan
untuk mengungkap kisah dinding Alexander. Dalam hal ini, Alexander Agung
sebagai sosok protagonis menunjukkan bahwa masyarakat menetap dianggap sebagai
ancaman bagi masyarakat nomaden.
Kisah Gog dan Magog dan dinding Alexander
muncul secara bersamaan diantara orang Kristen Suriah bagian utara Mesopotamia.
Legenda tentang Alexander Agung menjadi populer setelah kematiannya pada tahun
323 SM. Kisah Alexander ditulis dalam bahasa Yunani setidaknya pada abad ke-3
SM, dimana seorang penulis Kristen Suriah menulis teks yang menggambarkan
dirinya seperti berikut:
"Mengupas
kisah Alexander putra Philip Macedonia, sebagaimana dia pergi sampai ke ujung
dunia dan membuat sebuah gerbang besi, menutupnya guna menghadapi angin Utara,
bahwa Hun (beragam anggapan, tapi juga merujuk pada orang Scythian) mungkin
tidak keluar merusak negara"
Teks ini mengidentifikasi bangsa Hun dianggap sebagai Ya’juj dan
Ma’juj atau Gog dan Magog. Apocalypse Pseudo-Metodius beredar luas dan terkenal
diseluruh Eurasia Barat sejak abad ke-8 M, mempopulerkan kisah tembok Besar
Alexander yang mengurung Gog dan Magog. Pada pertengahan abad ke-9 M, kaum
terpelajar meyakini bahwa dinding Alexander yang mengurung Ya’juj dan Ma’juj
berada di barat laut China. Pada abad ini berbagai spekulasi terpengaruh
astronom Persia, geografi, dan matematikawan Al-Khawarizmi juga menempatkan
dinding Alexander berada di barat laut China.
- Studi Khalifah Bani Abbasiyah, Mencari Keberadaan Ya’juj Dan
Ma’juj.
Filosofis Tembok Besar Dzulkarnain
Filosofis Tembok Besar Dzulkarnain
Berlanjut pada era kolonialisme, industri, perang dunia, hingga sistem baru yang diperkenalkan Karl Heinrich Marx mulai dikenal, sebuah faham komunis mulai diterapkan ke beberapa negara. '...Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai' kalimat ini lebih tertuju pada penyebaran anti Ketuhanan, faham yang mengalir deras tanpa henti memasuki seluruh dunia. Jika kita berfikir negara Komunis yang sebagian besar anti Ketuhanan, persepsi ini juga tidak benar. Hal ini dimaksudkan bahwa mereka lebih memfokuskan manusia untuk tidak mengenal sang Pencipta melalui teknologi, ekonomi, dan sosialisasi.
- Ya’juj Dan Ma’juj, Dua Suku Di Timur Dan Barat.
Menurut Daniel Patrick dalam buku terbarunya 'The Matrix of Gog: From the Land of Magog Came the Khazars to Destroy and Plunder', penaklukan dunia yang dilakukan Gog Magog dan pasukannya akhirnya akan membawa perang global. Penemuan arkeologi dan genetik terbaru cukup menakjubkan, pada kenyataannya,
Pada abad ke-8 M, orang-orang Pagan dari Khazaria mengaku telah masuk agama Yahudi, mengungsi ke Eropa untuk menyerang prajurit Rusia. Pada tahun 1948, orang-orang Khazaria pergi ke Palestina dimana mereka menaklukkan Palestina, negara yang pada awalnya damai kemudian mereka mendirikan kekuasaan baru, Kerajaan Israel. Orang-orang Khazaria yang mengaku sebagai Yahudi berasal dari tanah Magog, orang Israel tidak menyadari bahwa pembesar mereka telah disusupi yang terus membawa bangsanya kedalam konflik berkepanjangan. Nubuat yang dijelaskan dalam literatur Yahudi sebenarnya sudah terjadi, mereka dalam cengkraman.
Pada abad ke-18 M, sebuah sistem baru mulai dimunculkan melalui Karl Heinrich Marx, lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel keturunan para rabi, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal. Menurutnya, sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas, sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis. Apakah dia termasuk salah satu keturunan Khazaria yang hidup ditanah Israel?
Sebuah buku yang ditulis Muhammad Ali tahun 1992 berjudul 'The Antichrist and Gog and Magog', dia menuliskan alasan Alkitab di balik konflik yang terjadi saat ini disekitar Kaukasus. Dalam Quran, begitupula Alkitab Kristen, dan teks terdahulu berbicara tentang Dajjal, Gog dan Magog (Ya'juj dan Ma'juj), Dabbat Al-Ard, sangat erat hubungannya dengan Hari Akhir. Quran menyebutkan Dzulkarnain, menurutnya adalah raja Persia (Darius 1, 521-485 SM) yang memperluas wilayah dari Laut Hitam ke pegunungan Armenia dan Azerbaijan, dari Tubal (Tblisi, Georgia) ke Mechech (Chechnya).
Dalam visi yang diungkap Damim Dari, setelah perjalanan selama sebulan ke pulau barat besar (Inggris), orang Nasrani yang masuk Islam bertemu dengan tokoh besar terbelenggu dalam gereja. Dia menyebut dirinya sebagai Masih Al-Dajjal dan berkata "Aku akan keluar ke seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah." Kekuatan Dajjal mencakup 70,000 orang terlatih dan profesional, Ali menunjuk pusat kendali bearada di benua Amerika dan Eropa. Dimana tanda-tanda Dabbat Al-Ard telah diterapkan dalam PBB, 10 tanduknya ada di 10 negara terkuat.
Dari semua analisa yang ditulis sarjanawan meliputi studi arkeologi, genetik, sastra teks dan literatur tiga agama, semua menyimpulkan hal yang sama. Sejak kapan, siapa dan dari mana asal Ya’juj Dan Ma’juj ataupun dan Gog Magog, maka saya kembalikan kepada Anda untuk menyimpulkan pendapat mereka. Seperti yang diriwayatkan Imam Rabbani, bahwa Al Mahdi akan datang setelah melewati masa 1000 tahun kematian Nabi Muhammad, ini sama artinya bahwa kemunculan Ya’juj Dan Ma’juj sudah dimulai pada waktu itu, di abad ke-12 M.
Klaim dan spekulasi tentang pengurungan Yakjuj Makjuj dimana
Dzulkarnain yang juga dikenal sebagai Alexander membangun tembok besar Cina,
terangkum dalam sebuah laporan resmi Khalifah Abbasiyah Al-Watsiq. Dia
merupakan salah satu orang yang paling kuat dan termasuk pemimpin terpelajar di
abad ke-9 Masehi. Al-Watsiq bin Mu’tasim adalah seorang Khalifah Bani Abbasiyah
yang menjabat antara tahun 842 sampai 847 M. Dia menggantikan ayahnya
al-Mu'tasim Billah dan tertarik dalam hal pengetahuan, sehingga dirinya dianggap
sebagai pelindung besar para sarjana, salah satunya seniman.
Al-Watsiq dikenal karena berbakat musik dan telah menyusun lebih
dari 100 lagu. Selama masa pemerintahannya terjadi pergolakan, yang terbesar di
Suriah dan Palestina. Pergolakan itu disebabkan bertambahnya jurang pemisah
antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang terbentuk oleh ayahnya,
Al-Mutasim. Pada waktu itu pergolakan dapat diredakan, tetapi antagonisme
antara kedua kelompok terus meluas dimana tentara Turki mendapatkan kekuasaan.
Pada tahun 842, Khalifah Al-Watsiq mengirim Sallam, seseorang
yang sangat mahir dalam bahasa untuk menyelesaikan misi dan menentukan 'apakah Ya’juj dan Ma’juj telah
menembus dinding Alexander?' Sallam melakukan perjalanan ke Tiflis
(Tbilisi) di Georgia, Kaukasus dan melewati Darial Pass. Hal ini berdasarkan
beberapa catatan sejarah Alexander menyebutkan bahwa dia membangun tembok
setelah melalui Darial Pass. Bahkan Sallam tidak tertarik dengan reruntuhan
tembok Kaukasus karena tidak sesuai seperti penggambaran yang diharapkan,
kemudian dia menuju timur dan berjalan sejauh 3200 mil ke barat laut
China.
Sallam akhirnya melaporkan hasil analisa kepada Khalifah
Al-Watsiq, bahwa dia menemukan dinding Alexander di China sekitar 300 km dari
Igu (saat ini Hami), mungkin di Yumenguan. Dia mnegatakan bahwa dinding yang
mengurung Yakjuj Makjuj atau Gog dan Magog masih utuh, dinding yang dimaksud
tak lain adalah Tembok Besar China. Dalam hal ini, menurut kisah Kristen Timur
menyebutkan dinding Alexander tak lain adalah dinding Kaukasus, tapi lokasi di
Cina memiliki dukungan yang sesuai dengan literatur Islam, termasuk lokasi dan
penggambaran tembok besar yang kokoh (dibanding Kaukasus yang sudah runtuh sebagian).
Dzulkarnain disebutkan berangkat ke Timur, ayat ini bisa
menunjuk ke Korea, Cina, atau Cina bagian utara (Manchuria). disini dijelaskan
bahwa kata 'sesuatu yang melindungi' diartikan sebagai baju atau penutup. Oleh
karena itu, kelompok ini bisa dianggap sebagai perantau yang tidak memiliki
rumah dan tinggal disebuah lembah datar. Mereka tidak punya tempat penampungan,
payung atau apapun untuk melindungi dari sinar matahari. Mereka mungkin bekerja
pada malam hari dan tinggal ditempat penampungan bawah tanah disiang
hari.
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah
Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak
menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya
(Al-Kahfi 18:90-91)
"Hingga
apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka
berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
(Al-Kahfi, 18:93-94)"
Selama perjalanan ketiganya, Dzulkarnain
mencapai daerah antara Timur dan Barat, wilayah yang diartikan sebagai
Himalaya. Dalam ayat ini juga menjelaskan bahwa mereka tidak mengerti kata,
mereka menggunakan bahasa yang tidak biasa untuk berkomunikasi. Dzulkarnain
tidak berhasil berkomunikasi dengan suku ini, mungkin dia didampingi juru
bahasa atau membawa orang-orang yang mengerti menyampaikan pesan.
Dalam catatan Badiuzzaman Said Nursi
(Badiuzzaman Said Nursi, 16, Lema) juga menunjuk daerah yang sama, diaman dia
menuliskan bahwa Dzulkarnain membangun tembok panjang antara dua gunung didekat
Himalaya untuk menghentikan serangan terhadap rakyat yang tertindas, dan tembok
ini sebagian besar berhasil menahan serangan.
"Kalian
mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi
musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan ada
warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi,
seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai (Hadits riwayat Imam Ahmad)"
Pemahaman Ya’juj dan Ma’juj sebenarnya lebih
difokuskan pada inti sastra, tidak seperti yang ditafsirkan banyak orang
tentang penggambaran makhluk buas, raksasa, bertanduk, yang keluar dari bawah
tanah. Dalam konsep sufisme, kisah Ya’juj dan Ma’juj menggambarkan perilaku
atau sifat suatu bangsa yang mirip dengan sifat iblis. Itu sebabnya sastra
menggambarkan sosok raksasa, buas, bertanduk, berapi dan dari dalam tanah, yang
artinya bahwa bangsa Ya’juj dan Ma’juj memiliki sifat berkuasa, menindas,
kejam, tidak mengenal konsep Ketuhanan sama sekali.
Dalam buku Beddiuzaman Said Nursi, dikutip
dari buku Celaleddin Suyuti berjudul "El-Kesfu Fi Mucazeveti Hazin
el-Ummeti El Elfe Ellezi Dellet Aleyh el-Asar", bahwa kehidupan
manusia hanya sampai tahun 1506. Menurut hadist, Al Mahdi akan hidup selama 40
tahun setelah muncul. Sementara hadits yang menyebutkan tentang Isa akan hidup
di Bumi selama 40 hingga 45 tahun. Al Mahdi dan Isa akan hidup bersama dalam
periode itu, sekitar 7 hingga 10 tahun. Imam Rabbani juga mengatakan bahwa Al
Mahdi akan datang setelah melewati masa 1000 tahun kematian Nabi Muhammad.
Menurut penjelasan Imam Rabbani, Al Mahdi akan datang antara tahun 1400-1600
Hijriah.
Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel
sebelumnya tentang 'Manusia Di Bumi Hanya 7000 Tahun,
Berakhir 1500 Hijriah', telah dijelaskan periode kehidupan manusia
akan segera berakhir. Sebelum masa itu tiba, Ya’juj dan Ma’juj akan keluar
menguasai seluruh dunia, tetapi banyak orang yang masih belum memahami makna
sastra ini secara utuh. Telah dijelaskan wilayah yang dibatasi tembok, ketika
perang dunia meletus mereka terlibat langsung sebagai negara yang menyebarkan
faham atheis, tidak mengenal konsep Ketuhanan sama sekali.
Persepsi lain juga mengenal Ya’juj dan Ma’juj
sebagai Beruang Merah dan Beruang Putih, sebuah lambang hewan yang hidup di
cuaca dingin dan dataran tinggi. '...lebar mukanya, kecil matanya..'
sudah bisa dibayangkan dari suku dan bangsa asalnya, tepat dimana tembok itu
berdiri dan membatasi dua wilayah. Tetapi, apakah semua manusia yang
berciri-ciri tersebut termasuk golongan Ya’juj dan Ma’juj? Pemahaman ini sulit,
karena tidak semua yang memiliki ciri tersebut tak mengenal Ketuhanan sama
sekali.
“Telah
mulai terbuka hari ini dari dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar (lubang) ini.”
Rasulullah membuat lingkaran dengan dua jarinya, ibu jari dan jari telunjuk.
(HR. Al-Bukhari dari Zainab bintu Jahsyin radhiyallahu ‘anha).
Awal puncak kejayaan mereka telah terjadi sejak abad ke-12 M,
Genghis Khan menginvasi wilayah Timur Tengah dengan membawa ratusan ribu tentara
terpilih ke Kerajaan Khawarezmia. Pada waktu itu kerajaan ini menguasai seluruh
wilayah Timur Tengah, invasi ini diawali ketika pedagang Mongolia dibunuh dan
harta mereka dirampas oleh panglima Khawarizmi. Genghis Khan berhasil menawan
dan menghukum mati panglima tersebut dengan cara menuangkan logam panas ke
matanya. Amarah Genghis Khan bertambah setelah cucu kesayangannya terbunuh,
populasi rakyat Timur Tengah berkurang dan wilayah Mongolia bertambah luas
sampai kebagian barat benua Asia. Ketika Genghis Khan kembali ke Mongolia, dia
memerintahkan dua jendral terbaiknya untuk menyelidiki daerah barat dan
membasmi sisa musuh sampai ke wilayah Russia. Kedua jendral memasuki daratan
Eropa, merka mengalami konfrontasi dan menghancurkan pasukan Salib yang hendak
menyerang wilayah Arab.
"Dan tidak terjadi hari kiamat sampai bangsa-bangsa
(suku-suku) dari umat-Ku menjadi musyrik dan sampai bangsa-bangsa dari umatku
menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada pada umatku 30 pendusta,
masing-masing mereka mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan aku adalah penutup
para nabi. Tidak ada nabi setelahku". (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Bukti-bukti ini sudah jelas terlihat, dimana manusia diseluruh
dunia disibukkan dengan berbagai teknologi, ekonomi menjadi hal utama, media
juga termasuk didalamnya. Semua orang terlena, seakan-akan waktu dihabiskan
pada konsep yang mereka dukung, sehingga manusia menganggap teknologi dan
ekonomi sebagai Tuhan. Inilah makna sastra yang disebut sebagai Dajjal, dia
tidak terlihat, tetapi bergerak terselubung melalui konsep yang didukung kaki
tangannya, Ya’juj dan Ma’juj.
Jika menafsirkan Ya’juj dan Ma’juj serta kemunculan Dajjal seperti yang
tertulis dalam teks dan sastra kuno, disebutkan bermata satu yang diikuti
ras-ras aneh seperti hewan (Dabbat Al-Ard), maka sampai Hari Akhir pun mereka
tak akan pernah terlihat didepan mata.
Magog terletak di Rusia Selatan, juga berada di Caucusus. Gog
adalah nama dari penguasa besar Kerajaan Khazaria, tanah Non-Semit, tak lain
merupakan bangsa Turk yang mengaku sebagai orang Yahudi. Nubuat Yehezkiel
38-39 disebutkan: bahwa pada hari-hari terakhir, Gog, penguasa iblis dari tanah
Magog, akan datang melawan Israel, yang membawa keluar bangsa-bangsa. Ia akan
datang seperti badai dan akan menaklukkan negeri ini dari desa tidak berkubu,
dan membawa mereka sebagai sandera.
Gog dan Magog adalah dua suku dari keturunan Yafet anak Nuh,
secara signifikan nama asli 'Chechnya' untuk menyebut diri mereka, Nokhchi,
yang berarti orang-orang Nuh. Dan bahasa mereka, Nukh, dinyatakan sebagai
Patriark kuno. Sementara Quran menegaskan bahwa Gog menandakan negara Timur
Eropa, dan ulama mengidentifikasi Magog sebagai negara Barat di Eropa, yaitu
Inggris. Muhammad Ali membuktikan bahwa sejak zaman kuno, patung Gog dan Magog
telah berdiri didepan Guildhall London.
Referensi
1.
Embodiments
of Evil: Gog and Magog: Interdisciplinary Studies of the "Other" in
Literature & Internet Texts,by Ashgar Seyed-Gohrab,
Faustina Doufikar-Aerts, Sen McGlinn. Amsterdam University Press - Iranian
Studies from Leiden University Press, August 2011.
2.
Gog
and Magog in early Syriac and Islamic sources: Sallam’s quest for Alexander’s
wall, by
Donzel, E J van, Andrea B. Schmidt, and Claudia Ott. Brill Academic Publishers,
June 2010.
3.
Portents
And Features Of The Mahdi's Coming, by
Harun Yahya , 2010
4.
The
Antichrist and Gog and Magog, by
Muhammad Ali, December 1992
5.
The
Matrix of Gog: From the Land of Magog Came the Khazars to Destroy and Plunder, by
Daniel Patrick, April 2014
6.
Gog
and Magog in early Eastern Christian and Islamic sources. Sallam's quest for
Alexander's Wall, by
Central Asian Survey, Volume 31, Issue 1, 2012.
7.
Mural of siege warfare, Genghis
Khan Exhibit, Tech Museum San Jose, 2010. Iranischer Meister, image courtesy of Wikipedia
Sumber artikel : https://www.isains.com/2014/11/yajuj-dan-majuj-dua-suku-yang-berkuasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar